


Yang perlu diperhatikan, dicatat, dan data yang dibutuhkan dalam site visit adalah :
· Minta peta topografi area studi, jika tidak ada atau tidak tersedia, tawarkan untuk dilakukan pemetaan, karena hal ini berguna dalam pemodelan untuk analisis
· Kenali konfigurasi bentuk permukaan tanah, apakah miring, mendatar, galian, atau timbunan
· Kenali tanda-tanda mata air, sisipan air, arah aliran air, rekahan, retakan,posisi kolam penampungan air, sumur, gambarkan dan dokumentasikan
· Kenali area studi, kemudahan akses jalan untuk alat berat, mesin bor atau peralatan yang lain yang akan digunakan (jika ada)
· Lihat perkiraan jenis tanahnya, apakah keras atau lunak atau apakah berbentuk batuan, apakah basah atau kering
· Lihat vegetasinya, apakah rimbun atau gersang
· Cek apakah ada kabel yang terkubur, cek posisinya, biasanya owner punya gambar posisi kabel yang dikubur, cari orang yang bisa menunjukkan posisi kabel ini. Tandai posisinya (baik kabel listrik, kabel telepon, serat optic, dan lain-lain)
· Cek posisi septic tank, pipa air, pipa gas, saluran pembuangan, saluran air, dan lain-lain. Tandai posisinya
· Cari peta geologi area studi, pelajari kondisi formasinya, kondisi batuan di bawahnya
· Cari informasi mengenai penggunaan site sebelumnya, apakah ada sejarah longsoran, atau kegagalan lainnya
· Cari informasi ke penduduk setempat, karena biasanya informasi yang diperoleh lebih akurat
· Cek kondisi kegempaannya, apakah ada kegagalan karena gempa, termasuk kemungkinan terjadinya likuifaksi dan longsoran karena gempa
· Cek sejarah banjir, ketinggian banjir, waktu datangnya banjir, dan lain-lain
· Cek kemungkinan terjadinya swelling ataupun penyusutan secara visual, ataupun tingkat erosi tanah
· Cek kemungkinan penggunaan material setempat, hal ini berhubungan dengan harga bahan
· Cek keberadaan pasir, batu, dan air, untuk kemudahan proses konsruksi
· Cek tinggi gelombang, perubahan cuaca, kecepatan gelombang
· Cek kondisi perairan, apakah dalam atau dangkal
· Cek data bathymetry, jika tidak ada tawarkan untuk dilakukan karena akan digunakan dalam analisis
· Cek data hidrologi dan data lainnya
· Minta data-data geoteknik yang pernah dilakukan sebelumnya, seperti data tanah, penyelidikan lapangan, data laboratorium, laporan, termasuk laporan desain, laporan pengawasan, dan laporan pelaksanaan
· Jika tidak ada, minta agar segera dilakukan, jenis uji, posisi, dan jumlah pengujian akan disusulkan. Termasuk pemeriksaan muka air tanah dan fluktuasinya, dan pemeriksaan air tanah secara kimia untu mengetahui efeknya terhadap struktur
· Cek kondisi lingkungan masyarakat secara umum, hal ini berhubungan dengan jenis struktur yang akan digunakan (misal tiang pancang atau tiang bor), biaya-biaya yang mungkin akan keluar (misal biaya preman)
Tipe Masalah | Deskripsi | Kemungkinan Permasalahan |
Tanah | Tanah Organik | Kekuatan rendah, daya dukung rendah, settlement besar |
Tanah Sensitif | Kemungkinan bisa mengalami penurunan kuat geser yang sangat besar saat terjadi deformasi yang besar | |
Tanah Ekspansif | Bisa terjadi kembang susut yang besar saat terjadi pembasahan atau pengeringan | |
Tanah Pasir Lepas | Bisa terjadi likuifaksi saat gempa atau saat terjadi getaran yang besar, hilang kekuatan dan deformasi yang besar saat likuifaksi terjadi | |
Tanah yang Collabsible | Bisa terjadi deformasi yang besar saat pengalami pembasahan | |
Tanah Lunak | Penurunan yang besar, stabilitas, long term settlement, negatif skin friction | |
Batuan | Shale | Bisa terjadi ekspansi dan degradasi kuat geser yang besar saat terkena air atau udara |
Kodisi | Tanah di Lereng | Stabilitas, mungkin butuh retaining atau sloping |
Kanal | Stabilitas, mungkin butuh retaining atau sloping | |
Tiang pada tanah lunak | daya dukung horizontal, tekuk, negatif skin friction | |
Boredpiles | daya dukung ujung, runtuh dinding pemboran, setting beton, tulangan, akses jalan |
Khusus untuk tanah gambut, maka berikut merupakan metode klasifikasinya berdasarkan tingkat pelapukannya :
Degree of Humification | Description |
H1 | Completely undecomposed peat which releases almost clear water. Plant remains easily identifiable. No amorphous material present. |
H2 | Almost completely undecomposed peat, which releases clear or yellowish water. Plants remains still easily identifiable and no amorphous material present. |
H3 | Very slightly decomposed peat which releases muddy brown water, but for which no peat passes between fingers. Plant remains still identifiable and no amorphous material are present. |
H4 | Slightly decomposed peat which releases very muddy dark water. No peat is passed between the fingers but the plant remains are slightly pasty and have lost some of the identifiable features. |
H5 | Moderately decomposed peat which releases very “muddy” water with also a very small amount of amorphous granular peat escaping between the fingers. The structure of plant remains is quite indistinct, although it is still possible to recognize certain features. The residue is strongly pasty. |
H6 | Moderate strongly decomposed peat with very indistinct plant structure. When squeezed about one third of the peat escapes between the fingers. The residue is strongly pasty but shows the plant structure more distinctly then before squeezing. |
H7 | Strongly decomposed peat. Contains a lot of amorphous material and very dry indistinct plan structure. When squeezed about one half the peat escapes between the fingers. The water, if any is released, is very dark and almost peaty. |
H8 | Very strongly decomposed peat with a large quantity of amorphous material and very dry indistinct plant structure. When squeezed about two third of the peat escapes between the fingers. A small quantity of plant material remaining in the hand consists of residues such as roots and fibres that resist decomposition. |
H9 | Practically fully decomposed peat in which there is hardly any recognizable plant structure. When squeezed, almost all of the peat escape between the fingers as fairly uniform paste. |
H10 | Completely decomposed peat with no discernible plant structure. When squeezed, all the wet peat escapes between the fingers. |
Sedangkan berdasarkan nilai kandungan seratnya (fiber content) :
a. ASTM D4427-84
Fibric Peat : fiber content > 67%
Hemic Peat : fiber content 33% - 67%
Sapric Peat : fiber content <>
b. Mc. Farlane (1969)
Fibrous Peat : fiber content > 20%
Amorphous : fiber content <>
Jika kita mendapatkan suatu sampel tanah maka diperlukan metode standar untuk mengklasifikasikan sampel tanah tersebut. Klasifikasi tanah berguna untuk :
Terdapat 3 macam metode klasifikasi yang sering digunakan :
F = % lolos saringan N0. 200
Nilai Group Index | Kelas Subgrade |
Tanah A - 1 - a | Sangat Baik |
0 - 1 | Baik |
2 - 4 | Sedang |
5 - 9 | Buruk |
10 - 20 | Sangat Buruk |
Berdasarkan proses pembentukannya, tanah dibagi menjadi 2, yaitu :
Perlu diketahui bahwa buku-buku mekanika tanah yang ada dan diajarkan saat ini adalah buku mekanika untuk tanah-tanah sedimen, bukan untuk tanah residual. Jika dalam analisis tanah-tanah sedimen yang diperhitungkan hanya tekanan air pori (pore water pressure), maka pada tanah residual selain tekanan air pori juga tekanan udara pori (pore air pressure)
Berdasarkan ukuran butirnya, tanah dibagi menjadi 4 yaitu :
Selain tanah-tanah tersebut di atas, maka ada juga tanah yang dikategorikan tanah-tanah khusus atau tanah “sulit”. Ini disebabkan karena jika berhadapan dengan tanah-tanah seperti ini, maka dibutuhkan perhatian dan analisis yang khusus.
Kadang-kadang sulit bagi kita mengingat rumus-rumus index properties tanah, walaupun seharusnya index properties itu jangan di hapal melainkan dimengerti, karena jumlahnya cukup banyak, apalagi kadang-kadang kita tidak bisa langsung mendapatkan index yang kita inginkan melainkan harus menurunkan rumus dasar terlebih dahulu.
Dalam buku Holtz and Kovacs, disarankan 4 langkah mudah sebagai berikut :
gw . Sr . e = w . gs